Hikayat 1001 Malam | Malam Ke 590 ~ Syahrazan kembali melanjukan ceritanya…
Layar terkembang. Angin tertiup. Kapal yang ku tumpangi mulai meninggalkan Basrah mengarungi laut lepas. Kota demi kota kusambangi bersama para saudagarlain umtuk menjual barang – barang yang kami bawa. Kami sungguh menikmati perjalanan tersebut karena semuanya memang tanpak baik – baik saja. Lautan yang tenang dan cuaca yang bersahabat.benar – benar melelahkan kami akan bahaya yang sebenarnya setiap saat selalu mengancam.
Dan apa yang tidak kami inginkanitupun akhirnya terjadi ketika pada suatu siang, tiba – tiba nahkoda untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Para pedagang dan anak buah yang melihat kejadian tersebut merasa terkejut dan segera menghampiri sang nahkoda untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
“ Apa yang terjadi nahkoda?” Tanya salah seorang temanku.
Sang nahkoda menjawab, “kapal ini telah keluar dari jalur yang seharusnya kita tempuh dan saat ini kita berada di perairan yang sama sekali tak pernah kukenal. Sungguh, Jika Allah tidak mengeluarkan kita dari perairan ini, pasti kita semua akan binasa, jadi kuminta kalian semua berdoakepada Allah agar dia berkenan menyelamatkan kita.”
Setelah berkata demikian, nahkoda itu segera memerintahkan anak buahnya untuk menggulung layer. Namun, sebelum layer sempat digulung, mendadak angina bertiup dengan kencangnya dan menyeret kapal yang kami tumpangike arah sebuah gunung yang terletak di tengah laut.
“la haula wa la quwwata illa billah al-ally al-azhim” seru sang nahkoda, “Tamat lah riwayat kita”
Beberapa orang saudagar dan anak buah kapal mulai berteriak histeris karena merasa bahwa ajal mereka akan segera tiba, sementara kapal yang kami tumpangi terus melaju kencang terbawa angina kearah gunung.
Tak berapa lama kemudian, kapal yang kami tumpangi akhirnya terhempas dengat amat keras membentur kaki gunung sehingga seluruh badan kapal dari haluan hingga buritan langsung hancur berkeping – keping. Beberapa orang penumpang langsung tenggelam dan tewas seketika, Allhamdulillah, aku adalah salah seorang yang berhasil selamat mencapai pantai.
Ternyata, gunung yang di tabrak oleh kapal ku itu sebenarnya adalah sebuah pulau yang cukup besar. di sepanjang pantainyaaku menemukan begitu banyak kepingan kayu sisa – sisa kapal yang telah karam terlebih dahulu di pulau miterius ini, aku juga melihat bebagai macam barang berharga yang telah di tinggal mati tuannya berserakan seoerti sampah.
Sebagian teman – temanku langsung melonjak – lonjak keirangan ketika melihat barang – barang berharga itu. Namun, tidak demikian halnya dengan aku. Aku sangat tertarik untuk menjelajahi pulau itu lebih dalam untuk mencari tahu kalau – kalau ada kehidupan disana. Dan bersama beberapa orang yang selamat, aku kemudian menjelajahi pulau gunung tempatku terdampar itu.
Pagi datang lagi. Syahrazad menghentikan ceritanya…
No response to “Hikayat 1001 Malam | Malam Ke 590”
Leave a reply