Hikayay 1001 Malam

Sunday, April 4, 2010

Hikayat 1001 Malam | Malam Ke 591

Hikayat 1001 Malam | Malam Ke 591 ~ Syharazan kembali melanjutkan ceritanya….

Setelah beberapa saat berkeliling, aku akhirnya menemukan sebuah telaga yang terletak pada salah satu sisi kaki gunung yang terdapat pada pulau tersebut.

Mendadak jantungku berdegup kencang ketika aku melihat kedasar telagaitu. Bukan disebabkan airnya yang begitu jernih dan tanpak menyegarkan, melainkan karena aku melihat bahwa ternyatadi dasar telaga itu terdapat banyak permata dan bebagai macam batu muliaberserakan layaknyabatu kerikil dan di seliling telaga itujuga banyak kutemukan emas dan perak yang berkilauan.

Dan sebelum keterkejutan ku benar – benar hilang, aku kembali di kejutkan atas penemuan mata air yang mengeluarkan amberpada bagian lainakibat panas matahari sehingga ia dapat menalirkan kearah laut. Dan ketika telah mencapai laut. Amber itu pun kemmbali membeku.

Teman temanku kebanykan adalah para saudagar tentu tidak menyia – nyiakan kesempatan itudan langsung mengumpulkan sebanyak mungkin amber tanpa memikirkan bagaimana cara mereka untuk dapat meninggalkan pulau itu.

Setelah lelah menjelajahi pulau yang menabjubkan itu, akupun kembali berkumpul bersama teman – temanku di pantai.

Berapa orang di antara kami mulai kwatir kalu ternyata kami tak dapat meninggalkan pulau itu. Karena meskipun pulau itu, di penuhi bebagai macam barang – barang berharga namun kami lebih merisaukan perbekalan makananyang kami miliki itutelah habis, padahl belum ada kapal yang lewat untuk dapat kami tumpangi maka beartiyang dapat kami lakukan hanyalah tinggal menunggu mati.

Hari demi hari berlalu. Satu persatu temanku menemui ajalnyahingga akhirnya jumlah mereka hanya tinggal beberapa orang saja. Keadaanku dan beberapa orang temanku yang masih hidup juga sebenarnya juga tidak lebih baik dari mereka yang mati, karena kami semua menderitaakibat kelaparan yang menghimpit karena meskipun pulau yang kami huni itu dipenuhi dengan bebagai barang berharga, namun semua itu sama sekali tidak dapat menganjal perut kami yang kelaparan.

Dan apa yang kutakutkan akhirnya benar – benar terjadi, ketika aku harus menguburkan teman – teman ku yang terakhir meninggal dunia. Tiba – tiba saja aku merasa iri kepada mereka yang telah mati terlebih dahulu, karena meskipun mati, tetapi setidaknya jenazah mereka telah diperlakukan secara layak setelah mereka menemui ajal. Tidak seperti aku yang tak tahu siapa yang akan menguburkan jenazah setelah aku mati nanti.

Pagi dating lagi… Syahrazad menghentikan ceritanya…

2 Responses to “Hikayat 1001 Malam | Malam Ke 591”

di tunggu kelanjutan nya sob :)
salam kenal

Bug Reader said...

Trims banget atas kunjungannya... semoga kita bisa trus saling berkunjung ..Peace,..a nice blog to visit and keep blogging.

Leave a reply